Rumah Adat Betang Panjang
Pancurajipost.com, Sanggau - Rumah Betang Panjang merupakan hunian dari masyarakat Suku Dayak yang terdapat di Borneo, Kalimantan. Di Rumah Betang Panjang ini segala aktifitas, tradisi yang terdapat dalam masyarakat dilaksanakan serta disosialisasikan dari generasi ke generasi. Di dalam Rumah Betang ada tradisi gotong royong, kebersamaan, aktifitas kebudayaan, norma-norma, serta aturan-aturan yang mengikat, yang kesemuanya diikat dalam satu kesatuan adat istiadat dan hukum adatnya. Oleh karenanya Rumah Betang disebut sebagai pusat kebudayaan bagi masyarakat Suku Dayak. Segala tradisi yang hidup dan berkembang mereka jalankan sesuai dengan norma-norma yang mengatur kehidupan mereka ada dalam kehidupan Rumah Betang dan hal itu secara turun temurun mereka sosialisasikan dan ajarkan dari generasi ke generasi.
Rumah Betang Panjang Nek Bindang Domong Sembilan Raja Sepuluh
Rumah betang Domong Sembilan Raja Sepuluh terletak Dusun Nek Bindang Desa Balai Belungai Kecamatan Toba Kab Sanggau - Kalimantan Barat. Nama singkatnya oleh masyarakat setempat disebut Rumah Adat Nek Bindang. Keseharian masyarakat rumah betang adalah bercocok tanam keladang menoreh/menyadap getah dan berkebun buah kelapa sawit.
Ukuran Bangunan
Rumah
Adat Nek Bindang mempunyai panjang 30m lebar 12m, dan tinggi sekitar 10 Meter. Di dalam rumah Panjang terdiri dari dua sisi Ruang tamu/Balai dan Bilik Kamar. Untuk ruang tamu terletak disisi kiri memanjang sampai ke belakang rumah panjang yang berfungsi sebagai tempat berkumpul anggota keluarga dari Sembilan kepala keluarga. Namun menurut keterangan Pak Atot fungsi dari balai tersebut adalah untuk
pasangan Bujang-Dare yang belum diikat adat, maka Bujang-Dare yang belum
diikat tersebut tinggal di balai . Setelah diikat adat baru bisa tinggal didalam kamar.
Sedangkan sisi kanan atau bilik kamar terdiri dari 9 bilik
atau 9 pintu yang dihuni untuk 9 Kepala Keuarga yang berfungsi untuk tempat istirahat.
Peresmian Rumah Adat Nek Bindang
Pada tahun 2016 lalu, Rumah Adat Nek Bindang mendapat bantuan dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan untuk revitalisasi Rumah Betang Nek bindang. Peresmiannya dihadiri langsung oleh Direktur Bidang Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi Sri Hartini dan dari Sanggau Dihadiri Bapak Wakil Bupati Sanggau, Drs. Yohanes Ontot, M.Si pada tanggal 28 Januari 2016.
Asal Usul Masyarakat Adat Dusun Nek Bidang
Dusin Nek Bindang mayoritas penghuninya merupakan suku Dayak Desa yang menurut Ketua adat , mereka merupakan pendatang dari kerajaan Majapahit yang tinggal di kawasan Nek Bindang dan berbaur dengan masyarakat setempat yaitu masyarakat suku Dayak. Mereka termasuk Sub dayak desa. Masyarakat Dayak desa tersebar di kecamatan Meliau, kecamatan Toba, kecamatan tayan Kab Sanggau dan sebagian Balai Bekuak kab Ketapang.
Di setiap tahunnya, Masyarakat Nek Bindang menggelar ritual bersih-bersih keris pusaka peninggalan Kerajaan Majapahit. Tim Pancurajipost penasaran dengan bentuk dan lekukan pusaka itu, sehingga belum bisa mengabadikan barang Peninggalan Kerajaan Majapahit tersebut.
Beikut Foto-foto Rumah Adat Nek Bindang