Karena berada dibatas antar kabupaten, Gunung Saran bisa dilalui melewati Kabupaten Sintang dan bisa juga melewati Kabupaten Melawi.
Gunung Saran Sintang beralamatkan di Desa Temawang Bulai, Kecamatan Sepauk, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat
Kodepost Gunung Saran Sintang : 78662
No telpon Gunung Saran Sintang : - (Tourguide via instagram @joniap__ atau @kpa_kepuakmelawi)
Jalur Transportasi menuju Gunung Saran Sintang
Trak 1 Sanggau -Sekadau-Sintang
Dari Kota Sanggau menuju Kabupaten Sintang melewati Kabupaten Sekadau.
Dari Sanggau ke Pusat Kota Sekadau/
Bundaran Tugu PKK berjarak sekitar 45.7 Km atau hanya 1 jam 4 menit berkendara, dilanjutkan dengan mengambil jalan Merdeka Timur Kota Sekadau menuju arah Kabupaten Sintang tepatnya di
Tugu Karet Simpang Pinoh-Sintang dengan menempuh perjalanan sekitar 69.1 Km atau 1 jam 30 menit. Jadi kalau ditotal perjalanan dari Kabupaten Sanggau menuju ke Kabupaten Sintang/Simpang Pinoh memerlukan waktu sekitar 3 jam saja.
Track 2 Tugu Karet Simpang Pinoh-Sintang - Desa Merarai Dua
Perjalanan dilanjutkan dari Simpang Pinoh menuju ke Desa Merarai Dua Kecamatan Sungai Tebelian, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat. dengan jarak tempuh sekitar 82.3 Km atau waktu tempuh 2 jam 10 menit. Namun jalanan yang masih kurang bagus bisa memperlambat perjalanan anda bisa 3 jam lebih. Di tempat ini anda bisa beristirahat yaitu di Desa Merarai Dua sebelum melanjutkan perjalanan ke Desa Riam Batu, yang merupakan Desa terakhir dan terdekat dengan Gunung Saran Sintang.
Track 3 Desa Merarai Dua - Desa Riam Batu
Perjalanan dilanjutkan dari Merarai Dua ke Desa Riam Batu dengan waktu tempuh bisa 5 jam perjalanan. Jalanan tanah, bagus namun di titik tertentu anda akan menemukan jalan yang rusak, mengharuskan kendaraan anda untuk berhati hati.
Setelah sampai di Desa Riam Batu, alangkah baiknya anda untuk berisirahat di rumah warga dan menginap untuk mengumpulkan tenaga esok hari mendaki bukit Saran.
Pagi hari pun tiba. Bersiaplah pukul 9.00 Wib Pagi untuk melanjutkan perjalaan menuju ke Puncak Gunung Saran. Wajib bagi anda untuk membawa pemandu warga sekitar yang telah mengenal alam Bukit Saran.
Track 4 Desa Riam Batu - Gunung Saran Sintang
Setelah menginap di Desa Riam Batu, pagi pagi minimal pukul 9 pagi anda harus sudah bersiap untuk traking pendakian ke Gunung Saran.
Perjalanan dimulai dengan menggunakan kendaraan menuju ke kaki bukit, ketempat pemberhentian kendaraan yang telah ditentukan pemandu, dilanjutkan dengan berjalan kaki menlusuri jalan setapak dengan kondisi jalan tanak dan kadang berbatu menanjak.
Sekitar 20 menit perjalanan, anda akan menemukan gubuk post peristirahatan, gunakan sebaik baiknya untuk mengumpulkan tenaga karena perjalanan baru pemanasan.
Menurut pemandu disana, perjalanan menuju puncak dari Desa Riam Batu ke Gunung Saran memerlukan waktu sehari perjalanan, Di mulai pukul 9 pagi sampai ke puncak pukul 19.00 WIB, tergantung juga fisik para pendaki. Perkiraan itu bersasarkan pendakian terlama, namun jika fisik para pendaki kuat, belum sampai petang juga sudah sampai ke Puncak Gunung Saran.
Apa yang menarik di Gunung Saran Sintang?
Jalur Pendakian yang tidak terlalu extreme.
Pecinta Alam Pendakian melalui Desa Riam Batu cukup mudah untuk dilalui, namun ada beberapa track yang mengharuskan seluruh badan anda untuk difungsikan, karena jalanan yang menanjak tegak lurus.
Kanan dan kiri disuguhkan dengan pepohonan yang rindang. Bongkahan bebatuan yang keras, berlumut dan dikeramatkan, itulah kenapa anda harus membawa pemandu masyarakat sekitar agar selamat samapi tujuan.
|
Aliran Air Jernih di Perjalan ke Puncak Bukit Saran (Bang Joo Nii) |
Terdapat juga aliran air sungai kecil menyerupai riam yang anda akan jumpai. Biasanya tempat ini adalah tempat terbaik untuk beristirahat, dimana ada air disitulah sumber kehidupan. Anda akan merasa segar kembali ketika menyentuh riam disana. membasuh muka, berendam dan lain lain.
Aliran air ini menuju ke sungai tempunak dibawahnya.
Batu Betakup di Perjalanan menuju Puncak Bukit Saran
|
Batu Betakup di Perjalanan menuju Puncak Bukit Saran |
Kemudian ditengah perjalanan anda akan menjumpai batu keramat yang dijuluki masyarakat setempat Batu Betakup, Batu ini merupakan salah satu Batu yang dikeramatkan masyarakat sekitar.
Ditumbuhi semak belukar, batu ini memilki misteri yang belum terpecahkan, dikelilingi oleh pepohonan yang menghimpit Batu Betakup.
Batu Pelakon
|
Ritual Memberikan sesaji di Batu Pelakon Bukit Saran |
Batu Pelakon merupakan batu yang dikeramatkan masyarakat sekitar dan merupakan Pintu Gerbang Kerajaan Gunung Saran. Melewati Batu Pelakon, Pemandu akan mengadakan ritual adat sebentar dengan bahan yang telah disiapkan dari Kepala Adat di Desa Riam Batu yang disebut ranca berisi telor, ketan/pulut, dan lain lain yang digantungkan di sisi batu pelakon.
Tempat Batu Pelakon ini juga biasa dipergunakan para pendaki untuk beristirahat melepas lelah perjalanan yang luar biasa.
|
Ranca berupa sesajian berisi telur dan pulut di Batu Pelakon |
Ritual ini adalah bertujuan untuk meminta ijin kepada para penunggu mahluk yang tak kasat mata disana, untuk memberikan jalan supaya perjalanan lancar dan tidak dihalang halangi oleh para penunggu disana. Dari Tempat parkir ke Batu Pelakon menempuh waktu sekitar 5- 10 jam perjalanan.
Dilanjutkan sampai kepuncak Gunung Saran Sintang yang sudah tidak jauh lagi 1- 3 jam. Di Puncak tertinggi terdapat pula pondok kecil yang dibangun warga setempat untuk beristirahat. amun jarang dipergunakan oleh para pendaki, karena mereka telah membawa tenda tenda untuk bermalam di Puncak Dunung Saran Sintang.
Puncak Bukit Sarang, Seperti berdiri diatas awan
|
Puncak Bukit Sarang, Seperti berdiri diatas awan |
|
Foto Bukit Saran Dari Puncak |
Begitu indah alam Indonesia, berbagai perbukitan terbentang luas dilengkapi dengan hutan yang masih asli. Sesampai disana, Panorama indah pemandangan dari puncak bukit saran. Kita seolah olah berada di alam lain, Awan awan putih membentang luas dibawah kita berdiri. Karena ketinggian Gunung Saran mencapai 1741 mdp.
Suasana dingin menyelimuti sekitar puncak, hembusan angin membelai kulit dan rambut kita, seolah olah membisikan kepada kita untuk menjaganya, apapun yang terjadi.
|
Puncak Gunung Saran Sintang |
Misteri Jatuhnya pesawat di Gunung Saran
Peristiwa jatuhnya pesawat di lereng bukit saran tepatnya di Lereng tuncumanak. Pesawat berjenis capung ini membawa penumpang sekitar 11 orang dengan jalur Pontianak menuju Nanga Pinoh Kabupaten Melawi kemudian menabrak tebing Bukit Saran yang tingginya mencapai 1741 mdpl
Aneh dan ajaib, ada salah seorang penumpang yang masih selamat yang bernama Nor Intan yang temukan setelah hari ke 6 jatuhnya Pesawat.
Nur Intan ditemukan warga yang membantu tim sar dalam keadaan lemas dan kondisi badan hanya lecet lecet saja. Karena selama 7 hari beliau tidak makan dan minum.
Menurut penuturan warga, Nur Intan bercerita kepada mereka, Di Hutan Nur Intan Bermimpi Jika hari ke 7 tidak berjumpa dengan masyarakat yang menongnya, maka esok harinya Dia akan ditolong oleh kakek kakek berjubah putih yang memegang tonglat, berjanggut panjang, yang ditemuinya ketika bermimpi di Gunung Saran.
Apa saja yang dilakukan Nur Intan selama di hutan?
Di Hari Pertama setelah pesawat jatuh, Nur bergerak dan membuka tali pengaman di pinggangnya. Sebelum keluar pesawat , Nur sempat membangunkan beberapa penumpang di dekatnya,namun tidak satupun yang bergerak.
Dalam kondisi panik dan takut pesawatnya meledak, Nur keluar lewat pintu belakang. Setelah turun ke bawah beberapa meter dari pesawat, Nur sempat tunggu 1 hari.
Lama menunggu tak satu pun penumpang yang keluar pesawat. Lalu Nur turun ke bawah mencari air."
Hari Kedua Nur melihat sebuah pesawat yang berputar di atas lokasi kecelakaan, tapi cuaca kurang baik, pesawat pun berbalik arah.
Hari ketiga Nur dengar ada suara aktifitas menggergaji pohon dengan mesin chain saw. Walau orang yang senso berada tidak jauh dari dirinya,namun ia tak dapat mencapai tempat itu.
Hari keempat dan kelima Nur turun lagi kebawah bukit dengan cara menyusur menggelinding di semak-semak, karena kaki Nur yang sudah tidak bisa berjalan lagi.
Hari keenam Nur ditemukan oleh enam penduduk desa yang membantu tim SAR, diantaranya adalah Ningkan, Sandin, dan Kundin.
Kejadian tidak masuk akal di Puncak Gunung Saran
Selama di dalam puncak hutan Gunung Saran, Nur ditemani dua ekor lalat besar berwarna biru dan hijau yang selalu menemaninya.
Ketika malam hari, si mata lalat yang menyembul keluar memberi cahaya penerangan. lalu anehnya, lalat itu bisa berbicara bahasa Jawa.
Membimbing Nur untuk bisa berbaring miring yang pada saat itu badan Nur sudah lemas dan tidak kuat lagi untuk bergerak.
Hal ini sesuai dengan hasil pemeriksaan dokter RSUD Dokter Soedarso yang merawatnya saat itu, Nur memang mengalami retak tulang pinggul kiri
Kejadian selanjutnya adalah Nur. melihat orang-orang seperti patung, diam, tanpa kaki pakai baju kuning dari kejauhan.
Walau kedua tangan dan mukanya menghadap ke arahnya, namun mahluk orang-orangan itu tidak datang membantu. cuman melihat saja dari jarak beberapa meter.
Lalu sewaktu ia tergelinding tidak berdaya tersangkut di pohon ada suara menyerupai orang Jepang membimbingnya untuk bisa keluar. dan akhirnya berkat suara itu Nur bisa keluar dari jepitan pohon
Selama dalam hutan Nur banyak teman namun tidak tidak terlihat, yang terdengar hanya suaranya saja
Jadi selama enam hari itu, Nur tidak merasa lapar. yang dimakannya hanya memakan dua pucuk pohon semacam pakis.
Direktur RS Dokter Soedarso yang bernama dr Buchary A. Halman yang mengetuai tim dokter yang merawat Nur mengatakan kekuatan fisik belau memang luar biasa,
Pertanyaan yang sering diajukan di Gunung Saran Sintang
Ada berapa jalur menuju ke Gunung Saran Sintang?
Jalur menuju ke gunung sintang banyak, cuman yang biasa dillui ada dua, melalui Kabupaten Sintang dan Melalui Kabupaten Melawi.
Adakah pantangan-pantangan di Gunung Sara?
Ketika anda ingin mendaki, Wajib menemui tokoh adat setempat untuk meminta petunjuk, nasehat, bimbingan, serta membawa tourguide/pemandu warga desa setempat.
Berapa tarif harga sewa pemandu/tourguide?
Untuk tarif berfariasi, mulai dari harga Rp.200K, sukur sukur anda bisa memberikan uang lebih ke mereka, karena Gunung Sarang merupakan tempat mereka tinggal dan sebagai sumbangsih menjaga alam Gunung Saran dengan memberikan upah lebih ke mereka.
Posting Komentar untuk "Gunung Saran Sintang"