Pacurajipost.com - Pedagi Homing Kemoyu adalah Tempat keramat atau tempat suci yang tidak sembarangan orang boleh masuk ke area pedagi yang terletak di Kawasan Hutan Tembawang Kemoyu, Dusun Layau, Desa Palem Jaya, Kecamatan Parindu Sanggau, Kalimantan Barat.
Misteri Pedagi Homing Kemoyu, Tembawang Kemoyu, Pesan Damai Alam Borneo |
Apa itu Pedagi?
Pedagi adalah patung yang terbuat dari kayu yang sangat keras dan bisa bertahan ratusan tahun, bahkan ribuan tahun tanpa rusak sedikitpun. Patung kayu tersebut atasya berbentuk manusia yang bersemayam leluhur atau roh nenek moyang orang Dayak.
Selain patung kayu juga peninggalan leluhur yang dikeramatkan seperti Patok lumbung padi , tangga yang berumur ratusan tahun dan lain lain.
Apa itu Tembawang?
Tembawang memiliki beberapa arti diantaranya :
- Tembawang adalah tempat peladangan masyarakat Dayak yang berpindah pindah, sebelum pindah ketempat peladangan yang baru, biasanya Ladang yang lama ditanami pepohonan, diantaranya belian, durian. Kemudian tanaman obat obatan, dan tanaman liar yang tumbuh alami.
- Tembawang adalah kawasan Perkampungan masyarakat Dayak yang dulunya banyak dihuni kepala keluarga, namun anak cucu mereka berpencar pergi dari perkampungan diakibatkan pekerjaan lalu menetap ditempat lain, pernikahan dan lain lain, sehingga lambat laun, perkampungan itu sepi tanpa penghuni dan akhirnya menjadi hutan belantara.
Alamat Pedagi Homing Kemoyu
Pedagi Homing Kemoyu beralamatkan di Dusun Layau, Desa Palem Jaya, Kecamatan Parindu, Kabupaten Sanggau, Provinsi Kalimantan Barat.
Kodepost Pedagi Homing Kemoyu : 78561
No Telpon Pedagi Homing Kemoyu : -
Jalur Transportasi Menuju Pedagi Homing Kemoyu
Geser gambar untuk melihat seluruh simpang dari jalan raya menuju Pedagi Homing Kemoyu
Pedagi Homing Kemoyu berada di Lintas Kalimantan Poros Tengah, Dari Pasar Bodok menuju Simpang jalan Pedagi Homing Kemoyu arah pontianak hanya sekitar 2.9 Km atau sekitar 5 menit berkendara.
Sedangkan dari Tahu Sumedang Bodok/jembatan sekitar 400 meter saja atau 1 menit berkendara. Dari simpang dilanjutkan dengan kendaraan roda dua dan empat bisa masuk sekitar 700 meter berjalan pelan sekitar 7 menit dengan kondisi jalan tanah keras dan berbatu.
Apa yang menarik di Kawasan Pedagi Homing Kemoyu
Tempat Keramat Pedagi Homing Kemoyu
Foto Pedagi Homing Kemoyu |
Pedagi Homing Kemoyu adalah Lokasi benda keramat berupa patung kayu berkepala manusia, Tiang lumbung padi, tangga kayu berusia ratusan tahun yang dipercaya didalamnya dihuni oleh roh roh leluhur yang pernah tinggal di kawasan Tembawang Kemoyu.
Sejarah Berdirinya Pedagi Homing Kemoyu
Tempat dimana Pedagi Honing kemoyu berada, awalnya merupakan lumbung padi leluhur. Disitu terdapat satu satunya tiang lumbung padi yang masih tersisa. kemudian kekek moyang mencoba mencabutnya namun tidak berhasil.
Ketika masa covid 19 atau tahun 2021, Para arwah kakek dan nenek muncul untuk meminta tempat itu di jadikan pedagi yang di rancang oleh Abang Matheus Yus dan Adrianus untuk memunculkan keluarga besar dari keturunan Abai Jok.
Berikut ini adalah daftar Anggota Penunggu Pedagi Homing Kemoyu
Sumber : Ketua Pedagi Homing Kemoyu : Adrianus (Mei 2023)
Wisata Budaya
Pedagi Homing Kemoyu yang berada di Kawasan Hutan Adat Tembawang Kemoyu setiap tahunnya mengadakan acara Mpokan Pedagi yang biasa dihadiri para ahli waris Tembawang Kemoyu (Masyarakat Adat Dayak Hibun), Para Pejabat dan masyarakat khususnya di dusun layau.
Ritual Adat Mpokan Pedagi Homing Kemoyu |
Ritual Adat Mpokan Pedagi Homing Kemoyu intinya bertujuan untuk bersyukur kepada Tuhan yang telah memberikan hasil panen yang melimpah, Berdoa agar dijauhkan dari hal buruk, serta mengingat para pendahulu/leluhur mereka.
Ada hal unik ketika akan memasuki area Pedagi. Sebelum masuk ke area pedagi, seluruh ahli waris dan pengunjung diwajibkan untuk mengenakan gelang tali warna kuning berbahan kain yang digunting kotak memanjang dan diikatkan ke pergelangan tangan kanan atau gelang ini disebut juga gelang ratu yang berfungsi sebagai tanda memasuki area kerajaan suci. Gelang Ratu ini tidak boleh dilepas walau acara sudah selesai sampai gelang ini terlepas dengan sendirinya.
Gelang Ratu Kain Kuning |
Ritual Mpokang Pedagi Homing Kemoyu dilaksanakan di lokasi Tembawang Kemoyu yang dihadiri Ahli waris mulai dari orang tua, pemuda-pemudi dan anak-anak mengikuti acara ini sampai selesai.
Selesai acara Ritual Mpokang Pedagi, dilanjutkan dengan makan bersama-sama dengan makanan dan minuman tradisional asli suku dayak.
Tembawang Kemoyu
Hutan Tembwang Kemoyu yang berisi Pepohonan yang usianya ratusan tahun, masih lestari |
Selesai Makan Bersama, Pomang/Tetua Adat mengajak ahli waris dan tamu kehormatan berkeliling hutan Tembawang Kemoyu melewati jalan setapak dengan luas hutan sekitar 6.4 Ha.
Sepanjang perjalanan, Tetua adat memperkenalkan nama-mana berbagai tumbuhan dan pepohonan beserta khasiat dan cara tanam. Hal ini adalah sebagai upaya para tetua mewariskan ilmu peniggalan leluhur kepada generasi muda atau keturunan Tembawang kemoyu agar warisan hutan dan budaya tetap abadi sampai anak cucu.
Jamur langka sebesar 2x tangan orang dewasa ini dipercaya masyarakat disana sebagai jamur pembawa berkah. Jamur ini sagat sulit dijumpai kecuali ketika ada sesuatu yang mendatangkan kebaikan, barulah jamur ini memamerkan keperkasaanya di area Tembawang Kemoyu. Jamur ini menurut masyarakat aman dikonsumsi.
Foto Jamur Langka di Hutan Tembawang Kemoyu |
Pedagi Naga Gana Jaga Benua
Dikawasan Tembawang Kemoyu tepatnya di pinggir sungai kondot terdapat batang kayu yang dibentuk berundak untuk tangga ke sungai yang sekarang menjadi pedagi yang dinamakan Pedagi Naga Gana Jaga Benua.
Umur tangga kayu ini menurut Tetua Adat, Kek Pundong berusia sekitar 140 tahun, masih kuat, dan tidak berubah bentuk aslinya.
Foto Pedagi Naga Gana Jaga Benua. |
Pernah berjumlah 5 orang berusaha mengangkat tangga ini untuk dipindahkan ke daraan yaitu ke Area Rumah Pedagi, namun tidak mampu.
Suatu ketika pernah salah seorang masyarakat disana, melihat manusia yang tak kasat mata tiba tiba menampakan wujud berupa penampakan kakek-kakek, nenek-nenek, cucu-cucu sedang mandi di area sungai kondot Pedagi Naga Gana Jaga Benua.
Cerita Misteri Nyata Tembawang Kemoyu
Tim Pancurajipost melakukan peliputan di kawasan tembawang kemoyu untuk meliput kegiatan ritual Mpokan Podagi yang dilaksanakan setiap tahunnya.
Pada tahun 2023, Ritual Mpokan Pedagi dilaksanakan pada tanggal 21 Mei 2023.
Setelah ritual adat selesai dilanjutkan dengan berjalan-jalan mengelilingi hutan Tembawang Kemoyu yang luasnya sekitar 6.4 hektar, didampingi oleh tetua adat Kek Pundong.
Sepanjang perjalanan menelusuri jalan setapak di hutan, Kek Pundong bercerita panjang lebar tentang lokasi leluhurnya tinggal, tentang berbagai tanaman obat obatan yang dijumpai termasuk tanaman obat covid 19, pepohonan yang usianya ratusan tahun dan lain lain.
Selesai mengelilingi hutan tembawang Kemoyu, Kek Pundong lalu bertanya kepada kami;
"Selama mengelilingi hutan, apakah ada nyamuk atau binatang liar yang menggangu anda semua?" Tanya Kek Pundong sambil tersenyum kepada kami.
Kamipun terkejut dan baru sadar, bahwa selama berjalan-jalan dihutan, tidak ada seekor nyamukpun yang mendekat atau menggigit badan kami, terlihat ada 1 atau dua nyamuk terbang di badan kami namun sama sekali tidak menggigit atau menyentuh badan kami, nyamuknya hanya lewat lalu pergi.
Kamipun menjawab;
"tidak ada nyamuk yang menggigit bahkan menyentuk badan kami kek" jawab kami dengan perasaan masih heran dan penasaran.
Kek Pundong pun melanjutkan perkataanya;
"Sebenarnya nyamuk yang dihutan ini sudah kami kunci, memohon ijin untuk tidak mengganggu para pengunjung di area Tembawang Kemoyu."kata Kek Pundong sambil menatap kami dengan serius.
Pesan Damai Alam Borneo
Kakek kita, para leluhur kita sangat mencintai Alam dibuktikan dengan suka menanam tanaman yang sampai sekarang masih bisa kita lihat seperti pohon belian, durian dll yang usianya sudah ratusan tahun, mampu berkomunikasi dengan alam dan seisinya sehingga tercipta keharmonisan, kedamaian antara Alam dan Manusia.
Warisan budaya, warisan hutan yang sebagian ditanam leluhur seperti pepohonan belian ditanam agar kelak anak cucu bisa menghirup udara segar dan sebagian digunakan untuk merenovasi rumah/mendirikan rumah yang baru, hidup layak, kemudian tanaman obat obatan agar anak cucu bisa selalu sehat, tanaman buah buahan seperti durian agar anak cucu bisa berkecukupan gizi dan lain lain.
Seiring waktu, Hutan Tembawang semakin berkurang dan bahkan sudah ada yang hilang karena dijual atau beralih fungsi menjadi tanah perkebunan, pertambangan dan lain lain karena tuntutan ekonomi.
Akibat dari warisan leluhur yang semakin lama semakin hilang.
- Anak cucu tidak mengerti dan tidak tahu lagi nama-nama dan khasiat berbagai macam tumbuh tumbuhan dihutan.
- Anak cucu tidak mengerti berbagai tanaman yang bisa dan tidak bisa dimakan,
- Anak cucu tidak mengerti dan tidak tahu lagi warisan budaya leluhur, tidak tahu bagaimana merasakan, memperlakukan Alam dengan baik agar tercipa keseimbangan dan keharmonisan.
Sehingga akan lahir budaya baru yang tidak mengerti Alam, Jauh sekali dari nilai nilai leluhur, Tidak mengerti bagaimana Alam 100 tahun kedepan.
Tembawang sebagai Penggerak Ekonomi Masa Depan
Di Era Sekarang, dengan kemajuan teknologi, gadjet, memudahkan siapa saja bisa berjualan offline dan online ke seluruh Indoesia.
Saatnya Hutan Tembawang menjadi penggerak ekonomi tanpa merusak atau beralih fungsi dengan memanfatkan hasil hutan agar tetap lestari sampai anak cucu contohnya bambu untuk berbagai anyaman, makanan, tusuk sate. Rotan untuk kerajinan, membuat kursi, dan masih banyak lagi.
Posting Komentar untuk "Misteri Pedagi Homing Kemoyu, Tembawang Kemoyu, Pesan Damai Alam Borneo"