Pancurajipost.com - Bandar Udara Aji Pangeran Tumenggung Pranoto (IATA: AAP, ICAO: WALS), sering disebut sebagai Bandara APT Pranoto atau Bandara Samarinda, adalah bandara internasional yang melayani Kota Samarinda, ibu kota Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia.
Terletak di kawasan Sungai Siring, bandara ini mulai beroperasi pada 24 Mei 2018, menggantikan Bandara Temindung yang sudah tidak memungkinkan untuk dikembangkan lebih lanjut.
![]() |
foto Bandar Udara Aji Pangeran Tumenggung Pranoto (AAP) Samarinda |
Dinamakan sesuai nama Aji Pangeran Tumenggung Pranoto, Gubernur Kalimantan Timur pertama (1957–1961), bandara ini telah menjadi pusat transportasi udara yang strategis di wilayah tersebut. Berikut adalah penjelasan mendalam tentang sejarah, infrastruktur, peran, tantangan, dan potensi Bandara APT Pranoto.
Sejarah dan Latar Belakang
Bandara APT Pranoto dibangun untuk mengatasi keterbatasan Bandara Temindung, yang terletak di tengah pemukiman padat di Samarinda.
Dengan landasan pacu hanya 1.040 meter x 23 meter, Bandara Temindung hanya mampu melayani pesawat kecil seperti ATR 42 dengan restriksi khusus, sering mengalami banjir, dan tidak memiliki ruang untuk ekspansi.
Pada 1992, studi perencanaan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dan Kementerian Pekerjaan Umum mengidentifikasi Sungai Siring sebagai lokasi ideal untuk bandara baru, karena jauh dari pusat kota yang padat, memungkinkan operasi 24 jam dengan jalur penerbangan yang tidak mengganggu pemukiman.
Rencana awal selesai pada 1995, tetapi proyek sempat terhenti pada 1998 karena krisis ekonomi. Setelah berbagai studi lokasi (termasuk opsi di Makroman, Palaran, dan Bayur), Sungai Siring akhirnya dipilih.
Pembangunan dimulai pada awal 2000-an, namun menghadapi kendala, termasuk sengketa antara Pemerintah Kota Samarinda dan kontraktor PT NCR. Proyek kemudian diambil alih oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur.
Pada 15 Mei 2018, Kementerian Perhubungan menerbitkan Sertifikat Bandar Udara (SBU) nomor 145/SBU-DBU/V/2018, menandakan kesiapan bandara untuk melayani penerbangan domestik.
Bandara ini resmi beroperasi pada 24 Mei 2018, diresmikan oleh Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak, dan kemudian diresmikan kembali oleh Presiden Joko Widodo pada 25 Oktober 2018.
Sejak itu, bandara ini telah menjadi kebanggaan daerah, karena merupakan bandara pertama di Indonesia yang dibangun dengan dana daerah tanpa bergantung pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Jalur Lokasi dan Aksesibilitas
Google Map Bandar Udara Aji Pangeran Tumenggung Pranoto
Alamat dan Nomor Telepon Bandar Udara Aji Pangeran Tumenggung Pranoto
- Alamat Bandar Udara Aji Pangeran Tumenggung Pranoto : Jl. Poros Samarinda - Bontang, Kelurahan Sungai Siring, Kecamatan Samarinda Utara, Kota Samarinda, Kalimantan Timur
- Kodepost Bandar Udara Aji Pangeran Tumenggung Pranoto : 75119
- Nomor Telepon Bandar Udara Aji Pangeran Tumenggung Pranoto : (0541) 2831593
- Email Bandar Udara Aji Pangeran Tumenggung Pranoto : humas@aptpranotoairport.id
Bandara APT Pranoto terletak di Jalan A. Yani, Kecamatan Samarinda Utara, Kalimantan Timur, sekitar 20-30 menit dari pusat kota Samarinda dengan kendaraan bermotor.
Lokasinya strategis, dekat dengan perbatasan Muara Badak, dan hanya sekitar 2-3 jam perjalanan darat dari Balikpapan melalui jalan tol Balikpapan-Samarinda.
Akses transportasi umum meliputi:
Bus DAMRI: Menghubungkan bandara dengan berbagai titik di Samarinda, seperti pusat kota dan wilayah sekitar.
Minibus (Sun): Melayani rute ke Kutai Timur dan wilayah lain di Kalimantan Timur.
Taksi dan Layanan Online: Tersedia di luar terminal kedatangan, dengan banyak penyedia jasa seperti Grab dan Gojek.
Dari Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman, perjalanan menuju Bandar Udara Aji Pangeran Tumenggung Pranoto memakan waktu sekitar 2 jam 30 menit dengan kendaraan pribadi atau umum atau sekitar 135 Km
Dari Wisata tebing lonceng ke Bandar Udara Aji Pangeran Tumenggung Pranoto sekitar 31.5 Km atau sekitar 1 jam perjalanan
Sedangkan dari Wisata Mahakam Lampion Garden ke Bandar Udara Aji Pangeran Tumenggung Pranoto sekitar 31.5 Km atau sekitar 1 jam perjalanan
Rencana Transportasi Masa Depan: Pemerintah Samarinda merencanakan Samarinda SkyTrain, jalur kereta cepat yang akan menghubungkan pusat kota (Stasiun Samarinda di Air Putih) ke bandara melalui Samarinda MRT, dengan pembangunan direncanakan sebagai bagian dari Samarinda Rail Network.
Namun, beberapa ulasan menyebutkan risiko banjir di jalur menuju bandara saat hujan lebat, yang dapat mengganggu akses. Sebagai alternatif, beberapa warga lokal menyarankan menggunakan Bandara Sepinggan di Balikpapan untuk penerbangan jika cuaca buruk.
Infrastruktur dan Fasilitas
Bandara APT Pranoto dirancang oleh Arkonin, dengan arsitektur yang dipamerkan di Indonesian Architects Week Seoul 2017 dan Travelling Exhibition 2017 di Muscat, Oman.
Bandara ini menempati lahan seluas 470 hektar (meskipun beberapa sumber menyebut 13 hektar untuk area inti), dengan fasilitas modern yang mendukung operasional domestik dan potensi internasional. Berikut adalah rincian fasilitas:
Fasilitas Sisi Udara (Airside)
Landasan Pacu (Runway): Panjang 2.250 meter x lebar 45 meter (kode 04/22), dengan kekuatan PCN 56 F/C/X/T dan permukaan aspal fleksibel.
Landasan ini mampu menangani pesawat seperti Boeing 737 dan Airbus A320. Rencana masa depan mencakup perpanjangan hingga 3.000 meter untuk mengakomodasi pesawat berbadan lebar seperti Airbus A330 atau Boeing 777.
Apron: Luas 36.900 m², mampu menampung 5 pesawat tipe C (seperti Boeing 737-900ER) pada jam sibuk, dengan kapasitas 27 operasi per jam.
Taxiway: Panjang 173 meter x lebar 23 meter, dengan permukaan perkerasan kaku (rigid).
Hanggar: Luas 36.342,4 m², mendukung pemeliharaan pesawat.
Menara ATC (Air Traffic Control): Mengatur lalu lintas udara dengan standar keamanan internasional.
Fasilitas Sisi Darat (Landside)
Terminal Penumpang: Berkapasitas 1,5 juta penumpang per tahun, dengan rencana ekspansi hingga 20 juta penumpang setelah pengembangan selesai. Terminal memiliki 4 gerbang naik, dengan 4 jembatan jet (jet bridge) yang kompatibel dengan Airbus A320.
Fasilitas Penumpang: Restoran halal, ruang salat, toko suvenir, dan area tunggu yang nyaman. Namun, beberapa ulasan menyebutkan fasilitas masih terbatas pada tahap awal operasional.
Gedung Administrasi dan Perumahan Karyawan: Mendukung operasional bandara.
Layanan Online: Aplikasi Pas Bandara berbasis web untuk pengurusan pas bandara (orang dan kendaraan) secara cepat dan transparan, meliputi pas mingguan, bulanan, tahunan, dan visitor.
Fasilitas Keamanan: Sistem keamanan modern, termasuk izin mengemudi di area terbatas bandara.
Kelemahan Infrastruktur
Meskipun modern, beberapa ulasan menyoroti bahwa fasilitas seperti toilet, area komersial, dan layanan imigrasi (khususnya untuk keluarga dengan anak kecil) masih perlu ditingkatkan untuk mencapai standar bandara internasional penuh.
Banjir juga menjadi masalah, baik di bandara maupun jalur akses, seperti yang terjadi pada Desember 2019, yang sempat mengganggu operasional.
Peran dan Signifikansi
Bandara APT Pranoto memiliki peran strategis dalam berbagai aspek:
Ekonomi dan Pariwisata:
Bandara ini mendukung pertumbuhan ekonomi Samarinda, yang sedang berkembang pesat, dengan meningkatkan konektivitas udara untuk bisnis, perdagangan, dan pariwisata.
Sebagai pintu gerbang utama Kalimantan Timur, bandara ini memfasilitasi wisatawan yang ingin mengunjungi destinasi seperti Mahakam Riverside Park, Sungai Mahakam, atau Desa Budaya Pampang.
Bandara ini juga menjadi hub penting untuk jemaah umrah dari Samarinda dan sekitarnya, mengurangi ketergantungan pada Bandara Sepinggan di Balikpapan.
Konektivitas Regional dan Internasional:
Saat ini, bandara melayani rute domestik utama seperti Jakarta, Surabaya, Palangkaraya, Banjarmasin, Makassar, dan Mamuju, dengan maskapai seperti Garuda Indonesia, Lion Air, dan Sriwijaya Air.
Rencana penerbangan internasional ke Kuala Lumpur, Kuching, Kota Kinabalu, Brunei, dan Singapura sedang dipertimbangkan, meskipun status internasional belum sepenuhnya diakui secara resmi.
Dengan kedekatannya dengan Ibu Kota Nusantara (IKN), bandara ini diharapkan menjadi bandara penyangga utama untuk ibu kota baru Indonesia.
Pembangunan Daerah:
Sebagai bandara yang dibiayai daerah, APT Pranoto menjadi model bagi daerah lain dalam mengembangkan infrastruktur mandiri.
Dalam Tatanan Kebandarudaraan Nasional (KM 166/2019), bandara ini diklasifikasikan sebagai bandara pengumpan, dengan proyeksi menjadi Bandara Pengumpul Skala Pelayanan Sekunder.
Keberlanjutan Operasional:
Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 63/KMK.05/2023, bandara ini dikelola sebagai Badan Layanan Umum (BLU), memberikan fleksibilitas keuangan untuk meningkatkan pelayanan dengan praktik bisnis yang sehat.
Kinerja dan Statistik
Lalu Lintas Penumpang: Dalam setahun sejak beroperasi (2018–2019), bandara ini melayani lebih dari 1 juta penumpang, menunjukkan antusiasme masyarakat yang tinggi.
Pergerakan Pesawat: Pada 2019, bandara mencatat 11.020 pergerakan pesawat, dengan puncak 4-5 pesawat per jam, mendekati kapasitas apron eksisting (5 pesawat/jam untuk tipe C).
Maskapai dan Destinasi: Saat ini, 8 maskapai mengoperasikan penerbangan komersial, dengan Jakarta dan Surabaya sebagai rute tersibuk.
Tantangan
Kapasitas dan Pengembangan:
Kapasitas apron dan terminal sudah mendekati batas pada jam sibuk, sehingga memerlukan optimalisasi dan ekspansi segera.
Pengembangan untuk melayani pesawat berbadan lebar dan penerbangan internasional masih memerlukan investasi besar.
Banjir:
Lokasi bandara dan jalur akses rentan banjir, seperti yang terjadi pada 2019, yang menyebabkan penutupan sementara. Ini menjadi perhatian utama untuk keandalan operasional.
Fasilitas dan Pelayanan:
Fasilitas seperti restoran, toko, dan layanan imigrasi masih dianggap kurang lengkap untuk standar bandara internasional.
Kurangnya jalur khusus untuk penumpang dengan anak kecil atau kebutuhan khusus di imigrasi juga dikeluhkan.
Status Internasional:
Meskipun disebut sebagai bandara internasional, belum ada pengakuan resmi tertulis dari otoritas penerbangan, hanya kesepakatan lisan antara Gubernur Kaltim dan Kementerian Perhubungan.
Potensi dan Rencana Masa Depan
Bandara APT Pranoto memiliki potensi besar untuk menjadi pusat penerbangan utama di Kalimantan Timur, terutama dengan kedekatannya dengan IKN. Beberapa rencana pengembangan meliputi:
Ekspansi Kapasitas: Master Plan 2036, yang disusun oleh Multi Konsulindo, mencakup perluasan terminal untuk menampung 20 juta penumpang per tahun dan perpanjangan landasan pacu hingga 3.000 meter. Desain rinci diperkirakan selesai pada 2024.
Konektivitas Kereta: Pembangunan Samarinda SkyTrain akan meningkatkan aksesibilitas dari pusat kota ke bandara, mendukung pertumbuhan penumpang.
Penerbangan Internasional: Dengan infrastruktur yang ditingkatkan, bandara ini diharapkan membuka rute ke Asia Tenggara, memperkuat posisinya sebagai hub regional.
Investasi Asing: Pada 2022, Kementerian Perhubungan berencana menjual sebagian saham bandara kepada korporasi asing dan Astra Infra, yang dapat mempercepat pengembangan.
Peran sebagai Penyangga IKN: Dengan lokasi strategis, bandara ini akan mendukung mobilitas menuju ibu kota baru Indonesia, meningkatkan lalu lintas penumpang dan kargo.
Tips untuk Penumpang
Waktu Perjalanan: Berangkat lebih awal, terutama saat musim hujan, karena risiko banjir di jalur akses. Pertimbangkan penerbangan via Balikpapan jika cuaca ekstrem.
Layanan Transportasi: Gunakan bus DAMRI atau taksi resmi dari terminal kedatangan untuk kenyamanan.
Fasilitas: Bawa makanan ringan atau kebutuhan pribadi, karena opsi kuliner di bandara masih terbatas.
Rute Wisata: Kombinasikan perjalanan dengan kunjungan ke Mahakam Riverside Park (20-30 menit dari bandara) atau wisata susur Sungai Mahakam untuk pengalaman lokal yang kaya.
Kesimpulan
Bandara Aji Pangeran Tumenggung Pranoto adalah tonggak penting dalam perkembangan Samarinda dan Kalimantan Timur, menggantikan Bandara Temindung yang ketinggalan zaman dengan infrastruktur modern yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan pariwisata.
Dengan kapasitas awal 1,5 juta penumpang, landasan pacu yang mampu menangani pesawat medium, dan rencana ekspansi ambisius, bandara ini berpotensi menjadi hub internasional yang signifikan, terutama dengan perannya sebagai penyangga IKN.
Namun, tantangan seperti banjir, fasilitas yang masih berkembang, dan status internasional yang belum resmi perlu segera diatasi. Dengan pengelolaan yang baik dan investasi yang tepat,
Bandara APT Pranoto dapat memperkuat posisi Samarinda sebagai pintu gerbang utama Kalimantan Timur, menghubungkan wilayah ini dengan Indonesia dan dunia.
Posting Komentar untuk "Review Bandar Udara Aji Pangeran Tumenggung Pranoto (AAP) Samarinda, Kalimantan Timur"